Dimasa sekarang ini tidak sedikit manusia yang layu sebelum berkembang. belum apa-apa, sudah menyerah pasrah. bahkan tiak sedikit manusia yang sebenarnya tidak punya masalah berarti, namun ikut membungkus diri dengan kesulityan, terutama akibat lingkungan yang penuh dengan kesulitan.
coba perhatikan orang yang baru berpisah dengan kekasih, ada yg bunuh diri, ada juga yg mencari kekasih yg lebih cuantik, amati kemacetan jalan2 yg sering yg tidak mengenal ampun, sebagian orang mengeluh dan memaki2, sebagian lagi menjalaninya sambil bernyanyi2 kecil.
Apa yg bisa ditarik dari ke2 contoh tadi, yg membuat kejadian menjadi masalah bukannya kejadian itu sendiri, tetapi bagaimana kita mempersepsikan kejadian. jadi kuncinya terletak pada jendela persepsi.
Jendela terakhir, adalah, persepsi tidak hanya menjadi pencipta dan pemusnah masalah, ia juga bisa menghadirkan gembok-gembok kokoh yg sulit dibuka.
Tidak bisa, Tidak mungkin, tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, tidak cukup umur, terlalu tua, tidak pernah mencoba, tidak cocok, tidak punya bakat, hanyalah sebagian kecil dari dari deretan gembok yg diproduksi persepsi, kokoh tidaknya gembok2 terakhir, memang sangat relatif. dan bisa tidaknya kita keluar dari sini, lebih banyak ditentukan oleh ketekunan dan keyakinan yagn bersangkutan.
Mengenai prestasi manusia, sampai sekarang memang masih menjadi perdebatan, apakah kala lahir kita membawa modal bawaan atau tidak, ada yg bertutur, bila yg kita bawa gelas kecil, maka dilaut pun yg bisa diambil hanya segelas kecil, jika yg dibawa kontainer, maka dikali kecil pun yg diperolah jadi banyak.
Gelas maupun kontainer bukanlah barang bawaan dari kandungan sang ibu, ia adalah hasil produksi sang persepsi, makanya ada manusia lahir dari keluarga kaya dan terdidik, namun kemudian terperosok dalam kemiskinan. adajuga yg lahir dari keluarga sederhana, namun beasiswa membawanya pada tatanan kehidupan yang melompat
asal muasal bnyk kemajuan, berawal dari keberanian untuk membuka serangkaian gembok pesikologis di atas.
Bill Gates hanyalah seorang manusia yg sekolahnya tdk selesai, namun prestasinya melewati banyak sekalio manusia sekolahan. Cory Aquano hanyalah seorang perempuan biasa yg berpropesi sebagai ibu rumah tangga, tetapi mengubah sejarah Filipina secara meyakinkan, Singapura hanyalah sebuah pulau kecil dengan penduduk yg super kecil juga, tetapi, negara raksasa dengan ribuan pulau dan ratusan juta manusia, harus membayar ikhlasuntuk banyak sekali biaya pelayanan, Kenji Eno adalah anak muda belum berumur 30 yg terputus sekolah saat SMU, sekarang, oleh Business Week disebut sebagai 'dewa' Industri Game.
baik bill Gate, Cori Aquino, sama-sama berhasil membuka sejumlah gembok psikologis. Bayangkan Bill Gates bisa jadi 'raja' industeri teknologi Informasi dunia setelah kel;uar dari belenggu ketidakmampuan akibat putus sekolah. Cory Aquino bahkan lebih hebat lagi. tidak sedikit yg menyebutnya sebagai perempuan tidak tau8 diri. banyak yg melihat sebelah mata awalnya. tetapi, ia dari segala belenggu yang tidak mungkin tadi.Anthony Robbins pernah menjadi tukang sapu dan pel, hanya sebuah keberanian luar biasa yg bisa mengubah diri dari tukang pel menjadi pembicara publik tingkata dunia yang sangat mahal.
itulah beberapa tips singkat yg dapat dikemukakan pd kesempatan ini yg kiranya dapat menjadi langkah awal dalam "membuka gembok2 Kemajuan".
1. To Dream The Imposible Dream
Mikilah keberanian unutk bermimpi tentang kehidupan yg lebih baik, ingat mimpi, cita2 dan sejenis adalah pompa yg membuat kehidupan berdenyut penuh penuh semangat.
2. The Power Of Consistensy
Lihatlah air yg menetes batu yg sama terus-menerus, penyok juga bukan ? demikian pula dengan keberhasilan dan kemajuan.
3. Bermain-mainlah dengan Ide
Tidak ada yg tidak mungkin bagi manusia yg berani bermain2 dengan ide. bila2 bila ditambah dengan keberanian untuk melaksanakannya.
4. Banjiri diri anda dengan dunia yg penuh dengan kemungkinan.
Ia bisa dilakukan dengan membaca, melihat, mencoba dan positive self talk.
Mudah-mudahan tulisan diatas dapat memberikan inspirasi dan motivasi
Oleh : Gede Prama